Thursday, March 01, 2012

Modul 108 - BKG (Anatomi Gigi)

Modul 108, seharusnya menjadi modul yang HARUS disukai sebagai calon dokter gigi, karena di modul inilah titik awal mulanya kita mulai mempelajari gigi gigi gigi gigi dan gigi. Topik utama modul ini tentu saja gigi dan pengenalannya. Berbeda dengan modul lainnya, modul ini adalah modul yang PALING merepotkan, PALING, menguras tenaga, dan PALING menguji mental. Akan coba saya bahas satu-satu alasannya.

  • Kalau kita lihat jadwal modul ini, sangat-amat padat. Dari pagi sampai siang, kadang-kadang pula sampai sore. Berbeda dengan sebelumnya, di modul ini kita akan mulai ada kegiatan skill lab, mulai dari mengukir gigi, mengukir gigi, sampai menambal gigi. Pertama kita harus beli berbagai persiapan skill lab, mulai dari pisau wax, gips, lecron, lampu spiritus, dan lain-lain. Biasanya akan banyak kakak-kakak senior ang menawarkan paket lengkap alat-alat skill lab buat cari dana, tapi kalau mau beli sendiri sesuai dengan kocek dan kualitas yag diinginkan. Saya pribadi memilih untuk beli sendiri. Walau lebih repot, tapi bisa disesuaikan dengan kualitas barang yang diinginkan. Gak terlalu susah, karena di sekitar trisakti pun banyak toko-toko dental supply yang jual dengan harga variatif.
  • Yang barusan belum keliatan sengsara? Memang, karena itu baru masa persiapan. Lelah dimulai tentu saja pada saat pelaksannan skill lab ukir gigi. Ukir gigi maksudnya gimana? Intinya kita membuat model gigi dari lilin wax dengan perbesran 2x gigi asli. Pertama-tama diukur, digambar modelnya, mulai dipotong dengan langkah-langkah yang harus bener-bener sesuai dengan ajaran dosen. Sebelum praktek kita diberi lembar pengesahan yang isinya sekitar 11 langkah mengukir gigi. Setiap selesai 1 langkah, kita harus maju dan minta tanda tangan kakak asdos atau dosen baru boleh lanjut ke step berikutnya. Yang lelah adalah mengantri sebegitu lama hanya untuk ACC (tanda tangan). Itupun beruntung kalau sekali maju, langsung diperiksa dan langsung di-acc. Kadang dosennya sangat amat teliti, kurang setengah mili aja disuruh balik dan tambel sedikit baru ngantri dan acc lagi.
  • Yang paling heartbreaking adalah ketika sudah mulai tahap-tahap akhir / finishing. Kalau belum sempurna, mau bolak balik 20 kali pun gak akan di acc sampai bener-bener sempurna dan mirip gigi asli. Sebenernya ini faktor dosen juga, kadang-kadang penilaian dosen beda-beda. Ada yang teliti, ada yang pemaklum, ada yang cuek. Kuncinya adalah satu, senyum dan membego-begokan diri. Maksudnya seperti “hehehehehe iyaa dok, maap dok saya ga bisa begini, saya bingung daritadi gagal, gimana ya dok?” plus tatapan sedih dan merana tapi sambil senyum. Jangan kaget kalau kalian bakal sering menemukan komen tidak meng-enakkan hati seperti “Gigi apaan ini? Kaya sekop! Kaya dudukan WC! Kasar amat tangan kamu, tangan dokter apa kuli?” Ini berdasarkan pengalaman teman-teman sekelas saya juga. Sejenak kalau dipikir memang kejam, kita baru belajar pegang pisau dan ngukir selama 1,5 minggu. Bahkan dosennya bilang untuk menguasai skill ini butuh bertahun-tahun! Tapi disini kita dituntut untuk push our limit to the very edge . Walau butuh bertahun-tahun, kita lihat seberapa jauh kita bisa kuasai dalam 2 minggu.
(contohnya yg warna putih. Dan ini adalah hasil kedua yang masih juga belum sempurna)


**my crafting mini studio


(ada cerita dibalik gigi molar ukiran ini. Gigi molar ini dibuat oleh teman satu kelas saya sebagai hadiah ultah yang ke 18. Memang bakat mengukir dia sudah tidak perlu diragukan lagi karena katanya dia hobi ngukir di meja & kayu, ckck, dan dia ngukir gigi molar ini juga ga pake petunjuk karena memang belum diajarin, tapi pake imajinasi. Bikin iri memang. Thanks Dwi! This is a “thank you” post for you!)
  • Lembar pengesahan tidak boleh di-acc sebelum disetujui oleh dosen, waktu semakin tipis, dan jika tidak selesai di-acc semuanya, akibatnya adalah tidak boleh ikut ujian mengukir, sedangkan di penghujung waktu masih ada dosen yang kekeh tidak mau acc sebelum sempurna. Kebetulan saat hari terkahir penyelesaian tugas, saya dapet dosen yang pemaklum tapi sangat-sangat patut diacungi jempol. Beliau orangnya ceplas-ceplos kalau kash komen, tapi nasihat dan anjurannya mudah dimengerti dan tokcer. Walau kelihatannya galak, tapi beliau ini pemurah hati. Bersyukur banget punya saya selesai dengan cepat. Lain halnya dengan beberapa teman saya yang kebetulan saat itu dapet dosen yang amat sangat teliti dan perfeksionis. Memang bagus sih tapi ini masalah waktu. Akhirnya banyak juga yang gak berhasil tembus acc beliau. Tapi toh semuanya boleh ikut ujian mengukir.
  • Ujian mengukir. Bahan-bahan sama seperti latihan, tapi warna wax nya beda untuk mengatasi tindakan kecurangan. Materi : mengukir gigi Insisivus 1 atas. Waktu: 2 jam. DUA JAM?! Waktu adalah masalah utama di sini, apalagi saya kalau kerja sangat amat keong. Dua jam sungguh tidak masuk akal, setidaknya bagi saya. Tidak ada jalan lain selain latihan mengukir di rumah. Setiap sabtu saya habiskan dengan mengukir. Kena api dan tersayat pisau berkali-kali udah gak mengherankan lagi, makanya kegiatan skill lab ini membuat saya lebih (sedikit) terampil di dapur, walau hanya karena lebih berani megang pisau dan deket-deket di kompor. #failed Puji Tuhan, akhirnya saya bisa mem-push my limit sampai 2 jam selesai. Walau hasilnya masih kurang sempurna, saya masih belum tahu apakah ukiran saya lolos standard kelulusan atau ga. Apakah saya akan dapet C, D, E? Yang jelas nilai mengukir bisa dibantu dengan ujian lainnya yaitu ujian pengenalan gigi dan menyusun gigi.
  • Selain ujian ukir gigi ada juga ujian menyusun gigi. Intinya adalah menyusun gigi akrilik dengan urutan sebenarnya dari susunan gigi yang sebelumnya sudah diacak. Yang paling sulit adalah mengenali perbedaan gigi kanan atau kirinya. Misalnya gigi premolar kanan atau kiri, bentuk dan ukurannya pasti sama akan tetapi pasti ada yang membedakan sisi kanan dan kirinya, iu dia yang suka mengecoh. Ujian lainnya adalah pengenalan gigi asli. Kita diberi berbagai macam gigi asli dan tugas kita adalah tinggal menuli gigi apa, atas/bawah/kanan/kiri. Simpel, kelihatannya. Tapi jika sudah dipadukan dengan WAKTU, tidak akan bisa menganggap remeh. Ujian tertulis juga tetap ada, walaupun bobotnya tidak begitu besar, tapi pasti bisa membantu nilai ujian lainnya.
Yang paling penting di modul ini adalah ketekunan dan kesabaran fisik maupun mental. Setiap hari selama modul ini saya selalu pulang sore. Belum lagi harus latihan mengukir dll. Mental, tidak usah ditanya lagi. Sudah cukup jelas saya menyaksikan beberapa teman saya dan saya sendiri, berkeluh kesah ria menghadapi komentar-komentar maut para dosen. Tapi yang hebat adalah, tidak ada dari kami yang menyerah. Teman-teman yang punya kemampuan lebih juga gak bergembira hati menyaksikan teman lainnya jatuh, melainkan dibantu dan dipandu. Begitu juga dengan para senior yang sebelumnya juga udah lebih banyak dapet pengalaman ini. Mereka dengan baik hati minjemin alat, ngajarin ngukir, ngadain bimbel, berbagi tips cara ukir cepat dan bagaimana cara ngatasin dosen yang kurang pemaklum. Sungguh AMAT LEGA akhirnya 108 ini bisa saya lewatkan. Sekarang tinggal menunggu hasil dan tetap berdoa.
 
@sinjoelf

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Bird Gadget