Sunday, January 23, 2011

Suka-duka (Duka-duka) Try Out UN

Post ini dibuat saat tepat 1 jam setelah saya baru pulang dari Try Out FISIKA hari Sabtu. Bisa bayangkan TO di hari Sabtu pagi2 dimana kami seharusnya mendekap dalam hangatnya selimut dan menunggu teriakan penghuni rumah yang membangunkan kita untuk makan siang. Memang dalam seminggu penuh ini saya telah melewatkan waktu-waktu berat dalam hidup saya, yaitu TO pemerintah yang pertama. TO ini bisa dibilang sangat mendadak. Hari Senin adalah TO pertama saya dengan subjek Bio dan Bahasa Indonesia. Hari Selasa ada masternya hitung-hitungan, Matematika dan English. Rabu adalah hari laknat, dengan Nyonya hafalan dan rumus, Kimia, dan mister logika dan kecepatan sejati, Fisika. Bayangkan saja, bahannya semua dari kelas 10 sampai 12 (bahkan yang belum kita sentuh sama sekali / belum dipelajari di kelas 12) soal-soal itu juga terpaksa kita cari sendiri penyelesaiannya. “Detik-detik” udah jadi teman makan, tidur, bahkan ke WC sekalipun. (Ket:”Detik-detik” adalah buku2 latihan yang diberikan oleh pihak sekolah, berisikan soal-soal latihan dan ringkasan bahan UAN. Begitulah kami menyebut “teman baru” kami ini)
Sebenarnya semuanya tidak akan terlalu jadi beban jika pemberitahuan TO ini tidak terlalu mendadak. Kami baru diberi tahu ada TO tersebut hari Rabu sedangkan hari Senin berikutnya sudah mulai TO. Bayangkan waktu persiapan yang hanya.... LIMA HARI! Ingat, lima hari untuk mempersiapkan 6 subjek dari kelas 10 – 12. Saat itu saya berpikir bahwa hal ini sangat mustahil dilakukan oleh manusia biasa secara sempurna. Mungkin bisa, asalkan jadwal main, nonton, tidur siang dan malam, makan, mandi, dan tentunya, jadwal sekolah, dihilangkan dan diganti dengan jadwal belajar sepanjang hayat. Namun tentu saja, sebagai manusia yang belajar untuk hidup, bukan hidup untuk belajar, kegiatan-kegiatan kebutuhan pokok manusia seperti itu tidak bisa dielakkan begitu saja. Terpaksa TO kita jalani dengan tersenyum, menyembunyikan segala kekhawatiran di bawah senyuman itu sendir.
 Menariknya, ketika waktu TO sudah hampir tiba, kami SEMUA seakan merubah diri menjadi orang-orang yang beda daripada biasanya, anak-anak kutu buku dengan buku tebal dan tas punggung yang mirip karung beras, tak terkecuali saya sendiri. Seperti apakah perubahan kami? Diantaranya :
  • Trending topic sekolah menjelanh UAN adalah rumus-rumus kelas 10 – 12.
  • Anak-anak yang biasa selalu teriak-teriak ribut di kantin saat istirahat sekarang bahkan tidak kelihatan batang hidungnya. Saat dicari-cari, ternyata dia ada di kelas, tangan kanan memegang kalkulator, tangan kiri roti Holland. Mulut penuh, muka merengut, mata terpaku pada rumus Cosinus. Mengerikan!
  • Sebelum bel masuk sekolah, tidak ada lagi cewek-cewek penggosip yang berkicau “Aduh, emang rese si Tommy, ga bisa ngertiin gua. Harus gua yang ngertiin dia mulu!” “Iya sabar yaa sabar! Emang harusnya Tommy tuh perhatiin lu lebih tuh, ckckc”. Oke sekarang yang ada “Aduh emang rese nih rumus si Plank, gua ga bisa ngerti2. Kenapa gua harus ngertiin dia mulu sih?” “YAIYALAH, siapa elo mau dingertiin dia? Mau kena damprat babe?”. *Oya, gua ga kenal siapa Tommy, itu buat ilustrasi aja kok haha. Hmm, lalu siapa babe?
  • Kalian tahu Mister “Babe” Reyn? Mungkin yang satu sekolah saya tahu. Beliau adalah guru yang sangat kami hormati. Babe (panggilan akrab anak2) mengajar mata pelajaran fisika dan beliau adalah salah satu wali kelas 12 juga. Babe terkenal dengan yang namanya “Ultimatum Esay Babe”. Setiap pelanggaran yang dia lihat, dia catet, dan anak itu lantas diberikan hukuman menulis essay dengan takaran yg sesuai (dengan selera Babe tentunya) Nah, khusus buat kelas 12, Babe baru-baru ini mengeluarkan hukuman edisi spesial “Ultimatum Rumus Babe”. Percayalah, this one is much worse than before, tapi jujur saja, lebih bermanfaat, khususnya bagi mereka yang enggan menghapal rumus di rumah. Mau tahu seperti apa rasanya? Cobalah dan buktikan sendiri khasiatnya.

Masih banyak fenomena detik-detik menjelang UAN dan TO, dan jujur aja, saat-saat seperti ini tingkat stress saya mencapai titik puncak karena sensasi shock dan kaget (pertama kali). Saya yakin dengan adanya latihan terus menerus dan persiapan mati-matian, begitu lirik soal tertentu, kita sudah bisa mengira2 langkah apa yang harus diambil. Apakah soal ini membutuhkan pembacaan yang teliti, atau pensil dan kertas untuk coret-coret, atau malah butuh doa bekali-kali dulu supaya tidak salah jawab (dalam artian saat "nembak" jawaban di kala menemukan jalan buntu).

Sejujurnya, saya cukup senang dan lega dengan hasil TO yang pertama, bukan karena nilainya yang bagus, tapi karena setidaknya saya bisa bertahan hidup dari siksaan mendadak ini. Ambil sisi baiknya, dengan hasil TO yang tidak akan saya ceritakan keadaannya ini, saya jadi lebih termotivasi untuk memperispakan diri dengan lebih LAMA lagi, dengan berbekal tipe-tipe soal yang sudah pernah saya temui. Seperti yang teman baik saya pernah katakan, "ini hanyalah akhir dari sebuah awal! Di TO pertama kita luka-luka karena jalan-jalan masih berbatu., tapi jika kita poles berkali-kali sampai mulus, niscaya kita bisa lewati jalan itu tanpa terluka sedikitpun :) Memang sesungguhnya TO dibuat untuk mempersiapkan kita untuk menghadapi "final boss" yang sesungguhnya, Ujian Nasional. Baru saja saya menyelesaikan TO fisika di aula (TO fisika yang pesertanya adaah gabungan tiga kelas 12, bertempat di aula lt 4 SDH, yang seketika itu juga seakan jadi ruangan penyiksa otak yang dijaga oleh sang pencetus ide gila ini, Babe tercinta). Nah, terbukti kan. Berkat latihan2, tadi saya bisa mengerjakan soal dengan baik (lumayan) daripada yang sebelumnya.

Hari2 gua menjelang UAN ini masih akan banyak dipenuhi penderitaan-penderitaan bermanfaat saya yang lainnya. Belum lagi tugas2 yang super banyak karena bagaimanapun juga saya masih harus mengikut sertakan diri dalan program dan even2 yang sekolah adakan tanpa terkecuali. Akhir kata, sedikit pesan saya bagi mereka yang sedang panik atau sedang dalam masa persiapan menghadapi UAN nanti, JUST BE CALM. Tidak usah gentar dan takut menghadapi UAN, karena ada TO-TO yang siap dijadikan cambuk penguat batin dan otak. Jika TO pertama gagal, jadikan bahan pembelajaran buat TO kedua, dan begitu selanjutnya. Jangan beranggapan bahwa TO hanya ajang latihan atau main-main sehingga tidak diperlukan keseriusan khusus. Itu salah besar, teman. Dengan adanya TO, saya jadi lebih waspada dalam menilai sudah seberapa siapkah saya dalam menghadapi UAN. Berkat ada TO ini juga kan, banyak murid yang mulai memperlihatkan sisi nerd masing-masing. Walaupun hasilnya belum memuaskan, paling tidak mata sudah pernah lihat rumus dari kelas 10-12 dan sudah ada niat untuk mengerjakan contoh-contoh soal. Jaga kesehatan dan berdoa tentunya penting. Jangan menyerah! Tambah waktu belajar di siang hari atau saat weekend. Jika perlu, korbankan waktu main, nge-date, hang out  di mall di hari Minggu, atau waktu BBM-an. Jangan malu untuk bertanya dan jangan pelit-pelit ilmu. Saat TO seperti ini sangat sulit jika kita maunya menang sendiri, karena dalam prosesnya, figur seorang teman kita butuhkan untuk bertukar ilmu dan saling menyemangati.  Ingat, hindari belajar kelompok dengan anggota 5-10 orang, 3-4 orang paling efektif. Namu perlu diingat, perbanyak pula waktu belajar sendiri untuk melatih ketidak-tergantungan pada teman. So, be wise in managing your time :) Happy Try-Out-ing
@sinjoelf

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Bird Gadget