Tuesday, August 23, 2011

OSPEK MABA FKG Trisakti 2011 (2)

“saatnya tidur.. zzz”
1 jam kemudian
“saatnya berangkat”

19 Agustus 2011
Setelah memastikan semuanya siap (pastikan semua atribut terpasang benar, semua tugas sudah di tas, jangan lupa makan pagi karena kita gak akan tahu bisa dapet makan atau nggak) saya pun berangkat mengarungi gelapnya jalanan Daan Mogot menuju kawasan Grogol. Anak-anak kelompok Candidiasis sebelumnya sepakat buat janjian ngumpul bareng di depan Roxy Square. Tujuannya, tidak lain tidak bukan adalah supaya kita bisa saling contek-menyontek PR, saling kuncir-menguncir rambut, saling mendoakan, berharap kami semua bisa lolos dari inspeksi atribut panitia OSPEK. Suatu pengalaman yang kalau dipikir-pikir, wah,... hebat banget ya kami sudah mulai bisa akrab walau baru sehari ketemu. Rasa senasib sepenanggungan. Setelah itu kami jalan sama-sama menuju "checkpoint" tempat di mana senior-senior dari satgas menunggu kami. Tugas mereka yaitu bagi-bagi tanda tangan. Bagi yang datang terlambat gak bakal dikasih tanda tangan dan pastinya bakal ditunggu sama kakak-kakak  BEM dengan pilihan hukuman yang memukau. Di depan lobi kampus saja mereka sudah menyeru-nyerukan "CEPAT! JALANNYA CEPAT!". Kami yang perempuan harus lari-larian dengan rok panjang dam harus tetap menunjukkan wajah tanpa beban dengan senyuman dan sapaan selamat pagi, sambil menenteng barang bawaan bejibun. Kami semua disuruh duduk menurut kelompok masing-masing di lobby gedung FK-FKG yang jelas tidak bisa menampung jumlah muatan. Ruang gerak amat terbatas. Saat pemeriksaan tugas dan atribut, semua kakak senior seakan punya radar "kesalahan MABA" yang paling mujarab. Kesalahan sekecil apapun tidak akan lolos, dan bagi yang melakukan kesalahan bahkan seiprit pun dipanggil baris di depan. Kebetulan sekali (entah mengapa, kok bisa..) waktu itu, saya adalah salah satu dari 5-10 orang yang lolos inspeksi (dari 200 lebih MABA). Beruntungkah? Memang benar. Banggakah? Sama sekali tidak! Dapet pujian kan? Salah, dugaan kalian salah. Jangan sekali-kali kalian berbangga menjadi satu-satunya orang yang lolos inpeksi di kelompok kalian sendiri di saat yang lain disetrap maju. Ada salah satu perkataan kakak senior yang sangat saya ingat bahkan sampai sekarang:
Kalian yang di depan, kalian harusnya malu, kenapa teman-teman kalian yang lolos ini bisa selesai tugas dan atributnya. Kenapa kalian gak inisiatif minta bantuan? Kalian yang lolos juga, jangan pikir kalian hebat dan seorang pemenang. Jika salah satu dari kelompok kamu gagal, semua anggota kelompok juga dipandang gagal. Sudah seharusnya kalian bantu satu sama lain, sampai tidak ada satu pun yang tertinggal di belakang. Kalian itu semua SATU!" 

Jujur, perkataan tadi benar-benar bagaikan tamparan di pipi bolak-balik. Walau saya sendiri sudah berusaha membantu teman-teman yang butuh, tapi tetap saja selalu ada yang tertinggal. Entah itu karena saya tidak tahu mana teman yang butuh bantuan, atau karena saya masih sedang ego-egonya mau "menyelamatkan" diri sendiri dulu. Dua-duanya salah! Akhirnya inilah hukuman kami. Ya, “kami”, bukan hanya yang disetrap di depan tapi SEMUA, SATU ANGKATAN. Kami, satu angkatan yang berjumlah 200 lebih orang ini harus foto di depan kampus Trisakti, semua kepala dan anggota tubuh harus keliatan, bawa empeng dan dikalungin pake tali sesuai warna kelompok. Kemudian foto dicetak size 5R dan dikumpul esok harinya. Our first punishment in an early morning.

Singkat cerita, setelah kejadian itu, kami semua dihibahkan ke ruang auditorium. Di sana sudah ada banyak sekali pembicara yang akan menjelaskan kurikulum, petunjuk teknis pelaksannan prodi, dan masih banyak lagi. Sambutan pembukaannya oleh Prof Melanie, professor besar FKG Trisakti. Beliau sangat lembut dan keibuan. Warna suaranya juga berwibawa, apalagi saat memberikan pengarahan awal. Tapi, sangat amat disayangkan, "nyawa" saya selama mendengarkan seminar dan petunjuk perkuliahan di auditorium itu seakan tinggal seperempatnya. Pandangan sudah mulai kabur dan pikiran berada di tengah-tengah antara dunia mimpi dan nyata. Belum pernah dalam hidup saya, (cieeileh) saya berusaha habis-habisan tetap terjaga sampai mau pingsan. Sempat merem-melek setiap 5-10 detik dengan pikiran yang lama-kelamaan semakin ngaco. Padahal di setiap sudut ruangan dipasang cctv, dan parahnya, banyak senior yang tugasnya memotret anak-anak yang ketiduran selama sesi untuk nantinya "diberi hadiah". Saya pribadi mohon maaf sebesar-besarnya buat para dosen dan Prof. Mel, saat itu benar-benar gak kuat. Tapi saya pun berpikir logikanya, biar MABA-MABA nya gak pada teler, berilah kami hak untuk istirahat dan tidur supaya besoknya bisa tetep melek selama sesi. *sigh

Sebelum jadwal siang dilanjutkan, ada waktu selingan kira-kira 30 menit untuk ISOMA (Istirahat, Sholat, Makan) a.k.a break time! Sebelumnya ada kakak senior yang bilang, kalau di FKG kita ini ada semacam perkumpulan atau komunitas-komunitas agama. Intinya, kita semua akan dibagi menurut agama masing-masing, masuk ke komunitas agama yang sesuai. Nama komunitasnya ada Apollonia (Katolik), Dharmasena (Buddha), Poultry (Kristen), dan SKI (Islam). Saya sebenarnya sempat bingung, tapi ikuti saja barisan teman-teman yang kebetulan juga agamanya Katolik, seperti saya. Kami pun dipandu oleh salah satu kakak Apollonia masuk ke ruangan. Ternyata oh ternyata, di sana kami para MABA disambut hangat sekali. Dengan senyum, dengan salam-salaman, dengan tawa-canda, dengan nyanyi-nyanyian. Yaampun, seketika rasanya jadi balik ke masa-masa retreat di SMA. Semua muda-mudi, senior-senior dari segala angkatan yang agamanya Katolik, berkumpul jadi satu tanpa pandang bulu atau jabatan (bahkan ada dosen besarnya sekalipun). Kami semua harus memperkenalkan diri satu-satu, dikasih makan (akhirnya...), bahkan diberi saran dan tips OSPEK dari sharing tentang masa-masa OSPEK para senior dulu. Di sana saya sempat lihat satu kakak panitia OSPEK yang biasanya agak galak, tapi pas di Apollo jadi lebih sumringah. Ada sedikit perkenalan tentang apa itu Apollo, apa saja kegiatan mingguan dan tahunannya. Ternyata Apollo itu bisa dibilang semacam kelompok mudika / muda-mudi Katolik yang setiap hari Jumat selalu ngumpul bareng (entah itu untuk doa, misa, main bareng, nonton film, ketawa-ketawa) dan selalu punya acara khas seperti Aksi Sosial, Retreat, KKR, dll. Masih banyak yang bisa kami ketahui di sana, tapi waktunya kembali ke "medan perang" setelah beristirahat di "ruang rehabilitasi" penuh obat penghilang stress ini.

Acara selanjutnya adalah tur SINGKAT Kampus FKG. Saking singkatnya sampai-sampai mustahil untuk diingat secara detil. Di Kampus B ini banyak sekali ruang kelas dan lab-lab yang akan menjadi tempat kita menimba ilmu dan skill praktek. Seru juga, sekedar memberi gambaran tentang apa saja yang bakal kita hadapi saat jadi mahasiswa nanti. Banyak nama dan istilah yang belum saya tangkap benar-benar, seperti Pedodontik, Ortodontik, Konservasi, Periodontik, BKG, dan lain-lain. Don't worry, we'll get used to it. Ngomong-ngomong, setelah tur singkat ini, kenapa perasaan saya gak enak ya?

Waktu hampir jam 4, tapi masih belum ada tanda-tanda izin pulang. Lebih parahnya, kami belum dikasih tau tugas-tugas hari esok sama sekali. Akhirnya tidak lama setelah itu, datang juga akhirnya surat tugas yang sudah ditunggu-tunggu.
  • Pita warna 9 fakultas
  • Buat arti nama kelompok sebnayak satu halaman, huruf besar kecil, tiap kata bed warna (1 hal folio bergaris)
  • Bikin surat cinta alay dengan bahasa kedokteran gigi, pen warna pink, tempel foto alay sendiri 2R, harus ada tulisan I LOVE YOU di atasnya. Kertas surat cita dihias-hias lophe lophe + cap bibir dan bunga mawar setengah mekar. Surat dikasih ke salah satu kakak senior beda lawan jenis.
  • Bikin denah FKG dari lantai Ground sampai 7 di kertas folio, tiap lantai beda warna, harus ada nama kepala lantainya masing-masing. Ternyata insting saya tepat. Inilah gunanya tur tadi. Tunggu, tur yang terlalu SINGKAT tadi sama sekali tidak membantu. Tidak ada yang ingat untuk mencatat atau menggambar denahnya. Bagaimana kami semua bisa ingat tempat yang baru sekali kami kunjungi sesingkat itu pula?
  • Atribut2 lainnya juga tetep harus dibawa, yang salah dibenerin. 
  • Satu hukuman tambahan (karena kami semua rata-rata ketiduran saat sesi dosen di auditorium):
- Ulang semua tugas kemarin, sejarah trisakti sampai kronologinya, tiap kata beda warna.
- Tulis 9 fakultas 27 jurusan dengan warnanya masing-masing.
- Dekan, ketua BEM + wakil dan ketua parlemen + wakil periode ini (lengkap dengan profil)
- Bawa lagu Mars Trisakti
- Hafalin nama-nama anggota BEM.

Sedetik setelah saya mendengar ultimatum tambahan itu, jujur saja rasanya seperti sudah berada di ujung tanduk kata menyerah. "Mengulang tugas kemarin?! Anda pikir saya kemarin ngapain gak tidur samapi jam 3?" Pikiran-pikiran nakal seperti mau bolos aja, mau keluar dari Trisakti aja, mau gak kuliah aja, sudah mulai menghantui. Tentu saja itu pikiran-pikiran yang gak bisa dihindari, tapi bukan berarti gak bisa dihilangkan. Memang saya masih ingat betul rasanya di ambang mau menyerah tadi. Pikiran rasanya kacau, bingung, jadi gak bisa berpikiran jernih. Otak mulai membuat alasan "besok sakit, tiba-tiba muntaber" atau "ada urusan mendadak" (ya, mendadak jadi "chicken" dan sembunyi di balik selimut). Di kelompok OSPEK, saya kenal salah satu teman baru, Felicia Teguh namanya. Sehari-hari bisa dibilang kami sudah cukup dekat dan kebetulan hari itu Felic berencana nginep di rumah saya sambil mengerjakan tugas sampai begadang. Awalnya saya sempat ragu, apakah tugas saya bisa selesai, bahkan sekarang ditambah ada teman yang mau mampir. Bukannya tidak suka, tapi saya dari dulu bukan tipe orang yang bisa fokus 100% kalau ngerjain tugas bareng. Felic orangnya memang selalu semangat dan mulai menyusun rencana apa-apa saja yang harus kita lakukan dulu. Lucunya, saya seakan-akan tidak ada di situ. Pikiran saya lagi melayang-layang di ambang hopeless dan capek. Pengen rasanya nabrak kasur saat itu juga dan anggap semua ini mimpi. Bahkan Felic sampai nanya berkali-kali baru saya ngeh, kami muter bolak-balik tanpa arah. (Maklum, kalau pikiran gak beres kayak orang linglung). Tapi di situ, di tempat itu juga, rasanya seakan doa saya terjawab. Tuhan benar-benar lihat keresahan dan ke-linglungan saya (yang tak tertahankan).

Saat sedang melewati sebuah gang, tiba-tiba kami dipanggil oleh 3 orang perempuan yang baru turun dari mobil. Kelihatannya masih muda, dan dilihat dari pakaiannya, seperti anak kuliahan. Kami pun diajak berkenalan. Ternyata mereka bertiga adalah kakak-kakak alumni Trisakti yang salah satunya kebetulan adalah lulusan FKG Trisakti. Mereka bilang mau bantuin kami berdua nyari info tentang tugas-tugas OSPEK kami hari itu. "SERIUS?!!!" Itu kata-kata pertama yang keluar dari mulut saya. Sama sekali tidak percaya hal ini benar-benar terjadi atau kebetulan terjadi. Saya awalnya sempat ragu, mungkin ini jebakan dari panitia OSPEK. Tapi melihat keseriusan kakak-kakak ini, rasanya mereka real. Dari Kak Amel yang alumni FKG, kami secara khusus digambari denah kasar dari lantai G sampai 7. Dari Kak Pingky dan Kak Venesya, kami dapet info tentang profil ketua parlemen, BEM, dan mars Trisakti. Entah ketiga malaikat ini datang atas utusan siapa, tapi yang jelas, rasanya Tuhan seperti membuka jalan yang tadinya sempit banget buat dilewati, jadi lebih lebar sehingga semua ke-hopeless-an saya hilang seketika dan jaringan otak saya pun kembali berfungsi normal. Leganya bisa bernapas lagi. Saya sempat tanya kenapa mereka mau bantu kami. Ternyata dulu mereka juga pernah mengalami kejadian yang sama, dapet bantuan dadakan entah dari mana. Rasa balas budi yang ingin diturunkan mungkin. Saya dan Felic pun berkomitmen, suatu hari nanti, kami akan melakukan hal yang sama, entah ke adik kelas yang mana, entah di gang sebelah mana, entah lewat cara apa. This good deed will definitely be passed on! Thank you so much tiga kakak-kakak penolong OSPEK. You're truly God's help!

Dengan bantuan dadakan tadi, setidaknya kerja selanjutnya jadi lebih ringan dan menyenangkan. Tidak lupa kami juga share gambar denah dan info-info lainnya ke teman-teman se-grup maupun yang di luar grup. Sudah kapok dihukum berkali-kali. Ternyata ada teman saat mengerjakan tugas ini ada manfaatnya juga,  bikin gak sepi, bosen, dan ngantuk. Walaupun untuk mengerjakan tugas Surat Cinta Alay, saya terpaksa tunggu Felic tidur supaya saya bisa cari kata-kata ilmiah yang totally alay dan malu-maluin diri sendiri. Ya, tugas yang satu ini tidak bisa dilihat begitu saja karena sungguh menurunkan harga diri, hahaha :D

PS: Malam ini saya tidur 30 menit
source: Jocelin Sintano self-record

(…tbc to the next post) 

@sinjoelf

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Bird Gadget