First “hell” week passed by!
Sungguh seminggu penuh penyesuaian diri. Penyesuaian dengan teman-teman,
dosen, ruang kelas, buku-buku, duit, dan PELAJARAN!
Dengan teman-teman sendiri, saya tidak begitu punya masalah, karena beruntung banget saya
di kelas paralel satu ini bisa kenal sama orang-orang yang sejauh ini
semuanya ramah, fun, dan unik2. Unik maksudnya ya beragam lah ya, kalo
baik-baik semua kan terlalu monoton dan flat, haha. Ruang kelas saya
cukup besar, yang pastinya muat untuk kurang lebih 122 orang anak,
dengan slide besar di depan, sound system, dan kursi-kursi yang dimana
mejanya bisa dilipat, ruang amphiteater (jangan terlalu membayangkan
aula yang luas). Setiap pagi saya harus jalan dari rumah
jam 7 pagi, pulang jam 3, kalau beruntung, kami biasa pulang lebih
cepat, sekitar jam 12. Untuk buku-buku sendiri, jujur saja, ini agak
menguras isi kantong. Bayangkan saja, diktat fotocopy-an praktikum isi
30 lembar dijual 25ribu, padahal kalau difotocopy dan dijilid biasa
mungkin Cuma 5ribu (ya, sampai sekarang saya masih ngesek
disini, tapi yasudahlah. Lain kali teliti sebelum membeli, haha). Belum
lagi diktat dari matkul yang lain, buku cetak, diktat, uang kas, dll.
Bicara tentang uang kas, di hari pertama saya masuk kelas, hari itu juga saya
diangkat sebagai bendahara kelas. ……………. (antara mau ngomong “horee!”
atau “asemm!!”) Ya, begitulah, antara senang dan tidak ditunjuk jadi
bendahara, haha! Senang karena pegang duit banyak (ini adalah alasan
yang salah), dan gak senang juga karena pegang duit banyak. Bayangkan
122 orang menyetor 20ribu sebulan, kalau dikali, sebulan saya pegang duit kira2 3 juta di dalam tas, dan ini sangat memberatkan mental, juga isi tas! Kemana-mana pun saya ga bisa ninggalin tas begitu aja. Selain itu tentu saja repot ya nagihin uang kas 122 anak tiap bulannya. Di SMA seinget saya, saya juga kebanyakan ditunjuk jadi bendahara kelas. Apakah ada gen “bendahara” di dalem diri saya ya, bayangin dari SMA 1 jabatan bendahara selalu saya dapatkan, suka atau tidak suka, haha! Tapi ini beda. Dulu biasanya saya cuma mem-bendahari 20an orang. Untuk kali ini,… 5 KALI LIPATNYA! Dobel duitnya, dobel tekanan mentalnya. Tapi tetep saya menghargai kepercayaan sang ketua kelas, Dery, yang udah nunjuk saya
buat menjadi “bank kelas paralel 1”, semoga saya bisa bertugas
sebaik-baiknya. Kalau bisa semster 3 ganti orang ya, Der. Tekanan jiwa
juga sih bawa duit banyak2 setiap hari, haha!
Minggu pertama ini, saya kenal
beberapa teman baru yang berasal dari berbagai logat, budaya, dan
daerah. Udah makan bareng, foto bareng, diskusi bareng, ejek-ejekan
bareng (tapi no hurt feeling loh!) Semua ini berjalan baik-baik saja,
sampai ketika serbuan matkul matkul itu datang.
Tidak berhenti sampai di situ. Hal-hal yang disebutkan di atas hanya topik-topik utama yang akan dibahas. Masing-masing topik punya porsi dan tugas dengan keulitan masing-masing. Selama seminggu itu saja saya sudah mengantongi 2 tugas makalah, 3 tugas diskusi, 1 tugas mewarnai (jaringan dalam tubuh), dan 3 ujian praktek minggu depan. Tapi, bukan mahasiswa namanya kalau terus-terusan mengeluh bukan. Semua tugas-tugas di atas punya kesulitan dan tantangan tersendiri yang ternyata akan menghasilkan kepuasan tersendiri begitu kita sukses menaklukannya.
- Hari pertama dimulai oleh biokimia dan teknologi stem cell
- Hari kedua digempur sama biologi sel dasar (saking dasarnya sampai daleeeemmm banget ke dasar)
- Hari ketiga dipercundangi oleh histologi, cell junctions, epiteljaringandasarmembranekstraselulerintraselulerkomunikasiantarsel
- Hari keempat dipermainkan oleh mitosismeiosisseltingkatdalamnaujubilee
- Hari kelima, fiuh, pelajaran yang cukup menyenangkan, metabolisme dan biokimia. Menyenangkan karena setidaknya saya masih inget bekas di SMA (thanks Ms. Jenny)
Metode atau cara belajar di kuliah pun berubah total dari SMA. Sangat amat berbeda! Cuma di kuliah saya
bisa menemukan dosen yang menjelaskan satu bab dalam waktu satu jam, dengan
kata-kata penutup yang indah di akhir jam pelajarannya yaitu “ silahkan
baca sendiri di rumah…”. Cuma di kuliah saya bisa menemukan dosen
yang bukannya menjelaskan bahan baru, malah lebih banyak melontarkan
pertanyaan pertanyaan tentang materi tersebut dan membuat semua orang yang ada di situ menyembunyikan kepalanya dari tatapan dosen. Cuma saat kuliah, saya lebih banyak menggunakan youtube daripada google untuk mencari bahan referensi tambahan. Berat memang, namun bagaimanapun
juga, masih panjang perjalanan kita dan masih banyak tantangan-tantangan yang akan kita temukan. Dengan memilih menjadi dokter ataupun dokter gigi, berarti kita mengambil keputusan untuk tidak pernah berhenti belajar sampai tua sekalipun. Itu konsekuensi yang harus diambil dan dipertanggungjawabkan.
Ya kawan-kawan, ini baru permulaan. Di minggu pertama ini, saya bisa menilai beberapa orang yang sangat mudah beradaptasi dengan pergaulan, pelajaran, dan lingkungan baru, namun ada juga yang masih struggling di
pergaulan, belum bisa melepaskan kenangan SMA, atau terlalu terbiasa santai. Semua itu akan berubah perlahan-lahan, tergantung kemauan kita
masing-masing. Masih banyak yang bisa dilakukan, masih banyak yang
harus “dicicipi”! Tenang saja, kalian tidak sendirian. Ada teman-teman senasib,
ada kakak-kakak senior yang selalu setia berbagi info tentang dunia kuliah, jadi setidaknya kita bisa mempersiapkan diri dan mental. Syaratnya tentu saja, bangun koneksi yang baik dengan mereka, sopan, dan keep your chin up and give your best smile always. Jangan malu-malu :)
…with this good start, I’m expecting better weeks ahead! TO THE SECOND WEEK!! ….
@sinjoelf
No comments:
Post a Comment